Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro adalah salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten
Kepulauan Sangihe yang berada di Propinsi Sulawesi Utara dan resmi
menjadi Kabupaten pada tanggal 23 Mei 2007.
Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang
Biaro atau yang lebih dikenal dengan SITARO, Berjarak Sekitar 146 km
dari Ibukota Provinsi Sulawesi Utara "MANADO" yang terletak antara
2’07’48’’36’’ Lintang Utara dan 125’09’36 – 125’29’24’’ Bujur Timur,
Terdiri atas 10 Kecamatan Dengan Luas Wilayah 275,95 km2 dengan Ibukota
ONDONG yang berada di Wilayah Kecamatan Siau Barat.
Potensi
pariwisata yang ada di Sitaro
cukup menjanjikan. Salah satunya adalah pulau yang tidak berpenghuni
yaitu Pulau Mahoro yang terletak pada koordinat 2°45' 56" LU 125° 24' 13" BT di
kumpulan pulau-pulau kecil dalam kluster Buhias yang merupakan
rangkaian beberapa pulau yang seolah tercampakan di lautan yang
mengepungnya dan termasuk pada wilayah Kampung Tapile Kecamatan Siau
Timur Selatan. Keunikan keindahan alamnya berupa hamparan
laut dan terumbu karang yang masih asli dan utuh. Di Pulau ini
terdapat sarang burung wallet dan bekas benteng Portugis.
Perjalanan
ke Pulau Mahoro dapat
dijangkau dengan menggunakan speed boat atau dengan perahu nelayan
bermesin katinting. Dengan jarak jangkau ± 9,5 Mil dari pelabuhan Ulu
Siau, maka waktu yang ditempuh hanya 15 – 45 menit pada saat laut tidak
bergelombang sedangkan jika laut bergelombang waktu yang ditempuh ± 2
jam.
Di bagian barat pulau ini
terdapat goa
yang menjadi sarang burung walet yang hanya bisa dimasuki pada saat air
surut sedangkan pada saat air pasang mulut goa ini tertutup oleh air
laut. Pada bagian selatan terdapat bentangan pasir putih nan menawan
menambah eksotisnya panorama Pulau Mahoro yang luasnya ± 7 km2
dan hanya dihuni oleh beberapa jenis burung diantaranya burung walet
dan maleo juga ada kalelawar yang mendiami tebing-tebing.
Pulau
Mahoro memang sebuah nirwana.
Tempat bermanja yang jauh dari kebisingan dan polusi. Disana hanya ada
suara angin dan deru ombak. Yang ada hanya nyiur melambai memberi
keteduhan dan pasir putih nan halus sebagai tikar alam tempat bermanja.
Pulau Mahoro menggoda untuk didatangi kembali. Tapi semoga, dia tidak
datangi oleh keserakahan budaya modern manusia. Biarlah Pulau Mahoro
dan pulau-pulau “virgin” lainnya tetap menjadi surga dari warisan alam
indonesia dan kaya ini. Kita boleh mengeksplorenya, tapi dengan konsep
keseimbangan alam.
Kawasan
pulau ini layak menjadi
perhatian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro untuk
pengembangan kawasan wisata pantai, lokasi diving, snorkling dan
fishing sport dan cocok untuk pembangunan cottage.