GUNUNG API KARANGETANG
Di Pulau Siau
Gunung Karangetang |
o, aditinggi moyang tertinggi
pelindung alamina, pelindung kita
pusaka kara, seperti pedang terhunus
di tangan sejarah
menjernihkan nasib
dimana doadoa berdaun
dimana maarifat
berakar
dirapal hulubalanghulubalang
agar laut tak letih,
langit tiada mengantuk
(Alamina, Aku Laut Aku Ombak,
Iverdixon Tinungki)
Sebuah mite dari masa purba di bawah 1500 SM menyebut pulau Alamina merupakan daratan pulau besar yang
membentang dari pulau Bacan hingga pulau Mindanao. Masyarakat pulau itu
dipimpin seorang kulano tua bernama Ampuang Tatetu yang dipercaya
sebagai wakil dewa moyang tertinggi yang disebut juga Aditinggi.
Aditinggi berdiam di puncak gunung Karangetang, yang merupakan gunung
tertinggi di daratan Alamina.
Konon Alamina di hancurkan dan
ditenggelamkan lewat letusan gunung Garengetang yang begitu dasyat
sebagai manifestasi kemarahan dewa Aditinggi, karena manusia tak lagi
patuh pada hukum dewa moyang tertinggi (narang).
Dari bencana besar itu, yang tersisa adalah puncak-puncak gunung yang
kemudian membentuk pulau-pulau. Sementara hamparan karang di dalam laut
di wilayah utara muncul menjadi pulau-pulau karang yang baru. Karena
letaknya jauh ke laut maka disebut pulau karang jauh di laut (Malaude
atau Talaude). Sisa-sisa dari reruntuhan Alamina itu oleh datuk Tatetu
dinamakan Nusalawo (Pulau banyak).
Saat ini orang menyebut kawasan pulau-pulau di utara daratan Minahasa
itu dengan nama Nusa Utara (kepulauan Siau Tagulandang, Sangihe dan
Talaud). Padahal sebutan Nusa Utara tidak tercatat dalam artefak sejarah
dan mitologi Nusalawo.
Selanjutnya peristiwa letusan gunung Awu di Pulau Sangihe
tercatat juga menelan banyak korban jiwa serta hancurnya 7777 rumah di
abad ke XI menenggelamkan sebagian daratan pulau Sangihe dan membentuk
pulau-pulau kecil seperti pulau-pulau Nusa, Lipang dan beberapa pulau
lain hingga pulau Marore. Kejadian itu dikaitkan dengan adanya dosa
sumbang (nedosa) antara Mekondangi dan Tampilangbahe.
Gunung Karangetang di pulau Siau adalah salah satu gunung aktif di
dunia dengan ketinggian 1827 m. Jarak sekitar 146 km dari kota Manado,
termasuk kedalam Kabupaten Sitaro (Provinsi Sulawesi Utara). Secara
geografis gunung Karangetang terletak pada posisi 02°47’ Lintang Utara
dan 125°29’ Bujur Timut.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1675, mengeluarkan lava pijarnya
dengan sangat dahsyat. Karangetang tercatat juga sudah mengalami erupsi
sebanyak 41 kali sejak tahun 1675 dan salah satu ciri khas dari gunung
api ini, adalah satu-satunya gunung didunia yang pernah di Baptis.
Gunung ini di Baptis oleh salah satu Pendeta yang datang ke Siau
untuk menyebarkan Injil ( misionaris). Pendeta tersebut adalah orang
Belanda dan kemudian gunung ini diberi nama sesuai dengan nama Pendeta
yang Membaptisnya , yaitu ( YOHANIS ). tapi kebanyakan orang di pulau
Siau hanya mengetahui nama gunung tersebut " Karangetang" tapi nama yang
sebenarnya adalah " Yohanis"
Salah satu keunikan dari gunung ini adalah, jika masyarakat yang ada
di pulau Siau melakukan pelanggaran maka gunung ini akan memberi tanda
yang berupa suara gemuruh ataupun langsung mengeluarkan lava pijar.
Gunung
Api Karangetang sudah menjadi bagian keseharian masyarakat Pulau Siau.
Keaktifan gunung ini merupakan berkat bagi tanah di sekitarnya yang
menyuburkan lahan-lahan tanaman Pala yang merupakan salah satu Pala
terbaik di dunia.
Erupsi Gunung Api Karangetang |