Wisata Sejarah Monumen Merah Putih

MONUMEN PERISTIWA MERAH PUTIH
( 1 Januari 1946 )
Kampung Peling - Siau Barat


Peresmian Monumen Merah Putih oleh Bupati Kepulauan Sangihe
Drs. Winsulangi Salindeho dan Ketua DPRD Sangihe Jabes Gaghana, SE
(Koleksi Foto: Drs. Micojan Bawuna)



Monumen Peristiwa Merah Putih 1 Januari 1946


KILAS BALIK PERISTIWA MERAH PUTIH ( 1 JANUARI 1946 )

Setelah Indonesia di Proklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka tidak serta merta Indonesia bebas Merdeka pada tahun itu juga, karena setelah Jepang menyerah pada Sekutu, tidak lama kemudian Sekutu mendaratkan pasukannya di Pelabuhan Tanjung Priok yang kemudian diboncengi oleh pasukan Belanda yang bernafsu ingin berkuasa kembali di bumi Indonesia.
Semangat perjuangan menentang penjajahan berkobar terus menerus dan terjadi dimana-mana, termasuk di Pulau Siau yang dimotori oleh Lorens Mocodompis Kansil yang sebelumnya adalah Tokoh Pejuang di Makassar Sulawesi Selatan.
Semangat anti penjajahan dikobarkan terus menerus dari Makassar kemudian menjadi pergerakan kebangsaan yang semakin meluas bahkan dikonkritkan lewat sikap dan tindakan yang jelas dan tegas sehingga pada tanggal 1 Januari 1946 kurang lebih Tujuh Puluh Tokoh Pejuang yang tergabung dalam Perjuangan Rakyat Pulau Siau, dengan tanpa ragu-ragu menaikan Bendera Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Setelah Peristiwa Merah Putih tidak lama kemudian Tokoh Pergerakan Kemerdekaan Lorens Mocodompis Kansil bersama adiknya Erens Kansil diciduk dan disiksa oleh penguasa serdadu Belanda tanpa mengenal perikemanusiaan, tapi dengan sikap kesatria mereka menahan siksaan tersebut. Lorens Mocodompis Kansil Tokoh Pejuang yang ikut bergerilya perang fisik di Makassar dibujuk lagi oleh serdadu Belanda tapi Beliau tak bergeming, ia tetap pada sikap dan pendirian bahwa kami bangsa yang sudah merdeka, tidak mau dijajah kembali.

Sumber: Drs. Micojan Bawuna