Ada Apa Denganmu?

Akhirnya hal yang aku takutkan selama ini akhirnya terjadi.... ternyata masih banyak manusia di dunia ini yang tidak pernah tahu kalau dirinya itu egois dan tidak pernah bisa mengerti dengan perasaan orang lain. Untuk kesekian kalinya aku termenung sendiri yang ada dipikiranku hanya sebuah tanda tanya besar...
Ada apa denganmu?
tapi lama kelamaan aku harus berpikir lagi mungkin ini memang harus terjadi. Tetapi disisi lain hati dan perasaan ini tak bisa menerima begitu saja apa yang telah dia buat padaku. Sakit memang.... dicuekin... ditanya diam aja... hmmm....
Tak mengapa sudah biasa kok... bukan hanya kali ini tetapi sudah berkali-kali dan ternyata memang tetap sama Sifat Ego yang kau tampakan....sudah menutupi segala keanggunan, dan rasa kagum selama ini terhadapmu mulai hilang perlahan-lahan seiring dengan berjalannya waktu.... kau pernah berkata... waktulah yang menentukan itu semua... tapi.. apa iya?... iya kali ya.... weks...
Menyesal dahulu pendapatan... menyesal kemudian tiada guna..... ya.. seperti inilah yang terjadi. Walaupun aku tak sehebat matahari... tapi aku selalu berusaha menghangatkanmu.... walaupun aku tak setegar batu karang tetapi aku selalu mencoba untuk melindungimu... walaupun aku tak seelok langit sore aku selalu mencoba untuk mengingatkanmu...
Dulu aku menyayangimu dengan kekaguman setelah itu aku mencintaimu dengan kesunyian... kini aku mencintaimu dengan rasa bersalah.....
Tetapi.. itu dulu...dan sekarang???????????
Aku akan mencintaimu dengan kekuatan jiwa...!!!
Apakah aku sanggup?
Weksss... terlalu sakit untuk dipikir... ya sudahlah... jalani saja..... biarlah berlalu apa yang sudah berlalu."Tidak ada gading yang tak retak" tapi bagimu mengharapkan gading yang tak pernah retak....

Ah...coba kalau kau tahu harapan tidak bisa lagi diharapkan dan karena itu tidak ada manusia yang mati nurani... tak ada yang tegah untuk memaksakan kehendaknya. Memang harapan cukuplah sejauh damba dibatas maya dan nyata bukan setinggi langit, tetapi kita merayap di bumi. Sebab ketika harapan dijulang melambung angan, lalu terlepas bagai layangan putus dan ketika harapan pupus bagai embun terpanggang sinar matahari.
Ternyata harapan tak perlu setinggi langi... harapan cukup sejauh damba dibatas maya dan nyata..... tidak menjulang tapi mendarat di atas kenyataan.

Terima kasih atas semua kebaikan yang telah engkau berikan padaku selama ini.... dan maafkan kalau aku telah berbuat salah kepadamu....!!!